Sesungguhnya, Kesuksesan Seorang Anak Tak Lepas Dari Doa Orang Tua - Hai sobat pengunjung setia Kurir Info. Selamat datang saya ucapkan di blog yang sederhana ini yaitu www.kuririnfo.blogspotcom. Blog ini akan selalu update setiap harinya yang memberikan anda berbagai Informasi Menarik yang mungkin anda butuhkan. Silakan simpan alamat blog www.kuririnfo.blogspot.com atau Anda bisa bookmark (masukan ke penanda) agar bisa mengunjungi lain waktu ke blog ini dengan mudah."Prolog dari Admin sekaligus salam kenal kepada pengunjung setia Kurir Info semuanya".
Tak bisa dipungkiri, Bahwa Doa Orang Tua Adalah Modal Terbesar Kesuksesan Seorang Anak, Kesuksesan yang dicapai oleh seseorang tak biaa lepas dari peran orang tua. Terutama doa mereka. Ya, doa orang tua adalah doa yang paling mustajab, terutama doa seorang Ibu, karena doa dari mereka untuk anaknya bisa menembus langit, entah doa baik ataupun buruk.
![]() |
Sesungguhnya, Kesuksesan Seorang Anak Tak Lepas Dari Doa Orang Tua |
Tak bisa dipungkiri, Bahwa Doa Orang Tua Adalah Modal Terbesar Kesuksesan Seorang Anak, Kesuksesan yang dicapai oleh seseorang tak biaa lepas dari peran orang tua. Terutama doa mereka. Ya, doa orang tua adalah doa yang paling mustajab, terutama doa seorang Ibu, karena doa dari mereka untuk anaknya bisa menembus langit, entah doa baik ataupun buruk.
Mungkin
sebagian orang masih tidak sadar bahwa kemungkinan
kesuksesan-kesuksesannya selama ini adalah buah dari doa orang tua
kepada Allah tanpa ia ketahui. Dan seorang ibu itu tanpa disuruh pasti
akan selalu mendoakan anaknya di tiap nafasnya kala bermunajat kepada
Allah. Tapi seorang anak belum tentu selalu berdoa untuk orang tuanya.
Barangkali
juga kita suka mengeluh tentang sifat buruk orang tua, entah karena ibu
nya cerewet, suka ikut campur, suka nyuruh-nyuruh, tidak gaul dan lain
sebagainya. Jika seperti ini maka tragis. Kenapa tragis? Karena terlalu
fokus dengan secuil kekurangan orang tua dan melupakan segudang kebaikan
yang telah diberikan kepada kita selama ini.
Di
luar sana mungkin ada orang-orang di pinggir jalanan, di bawah kolong
jembatan dan di tempat lainnya mereka juga suka mengeluh, tapi yang
mereka keluhkan ialah bukan karena sifat orang tua mereka, tapi mereka
mengeluh karena mereka tidak punya lagi orang tua.
Bersyukurlah
jika masih mempunyai orang tua. Jika ingin tahu rasanya tidak punya
orang tua, coba tanyakan kepada mereka yang salah satu orang tuanya
telah tiada. Mungkin perasaan mereka sangat sedih dan kekurangan
motivasi dalam hidup.
Coba
bayangkan jika kita tidak punya orang tua, ketika kita akan pergi ke
luar rumah untuk sekolah atau bekerja, tidak ada lagi tangan yang bias
kita cium. tidak ada lagi makanan yang tersedia di meja makan saat kita
pulang. ketika hari lebaran rumah terasa sepi dan lebaran terasa tanpa
makna.
Suatu ketika saya pernah mendapati seorang tetangga ketika menyiram tembakau berkata pada anaknya sambil meneteskan air mata: "Semoga melaratmu saya saja yang tanggung nak, semoga hidupmu dimudahkan oleh Allah."
Doa
orang tua seperti diatas sebenarnya tipikal saja, alias biasa dan
lumrah. Hanya saja, ketika kisah ini diceritakan sendiri oleh anak
miskin dan mempunyai masa lalu kelam hinggak akhirnya mencapai
kesuksesan pada masa kininya maka kisah ini akan memiliki getaran yang
berbeda. Sangat mengharukan.
Modal
utama kesuksesan seorang anak adalah Doa orang tuanya. Jika kita adalah
orang tua, jangan pernah bosan bosan untuk mendoakan anak-anak kita.
Kalau kita adalah anak, jangan sekali kali anggap remeh peran doa orang
tua kita. Kalau kita sudah sukses, yakinilah bahwa dalam kesuksesan kita
ada doa orang tua sebagai ruh kesuksesan itu sendiri. Lalu, sudahkah
kita berbuat sesuatu untuk orang tua kita?
Anak
tetangga yang saya ceritakan diatas, Hanya punya 2 stel baju dan
celana, sepatunya sepatu rusak dan itupun cuma sepasang saja. Anak
tersebut selalu tersenyum walau hidupnya pun tak punya masa depan yang
jelas. Satu-satunya penguat semangatnya adalah suara orang tuanya yang
selalu terngiang di telinganya: "semoga cukup saya saja yang melarat,
semoga engkau bahagia."
Ketika
anak tersebut sudah beranjak dewasa, Ada seorang ulama besar yang ingin
menjadikannya menantu. Semua tetangganya mencibirnya dan berkata: "kok
memilihnya jadi menantu, apa yang bisa diharapkan, dia takkan bisa
membuat bahagia."
Sang
calon mertua tak bertanya pekerjaan dan penghasilannya. Bertanya
masalah duniawi hanya menjadi penghinaan ketika melihat fakta pakaian
dan celananya jauh dari kata sederhana, terlihat beberapa bekas jahitan
cukup banyak.
Pertanyaan mertuanya hanya satu: "apa kamu bisa ngaji nak?" Dijawabnya dengan anggukan kecil." Lalu dinikahkanlah dia dengan putrinya yang taat kepada orang tua.
Masya Allah, Mertua yang sangat wira'i, mendahulukan pertimbangan agama dalam mencari menantu.
Saat
ini anak tetangga saya itu menjadi lelaki yang diberkahi Allah. Harta
yang dimilikinya bisa dikatakan lebih dari cukup, punya anak shalih
shalihah dan kehidupan yang damai bahagia.
;-(
BalasHapus